JIPP Jateng

Info Penting : Tahapan Wawancara Telah selesai dilaksanakan, TOP 20 akan segera di umumkan !    

Sehat Mandiri dengan Sowan (Supportiv, Observatif, Well being, Action Nursing)

2019-11-22 01:45:42

Ringkasan Tuberculosis (TB) menjadi penyebab kematian tertinggi penyakit menular di Indonesia. Kasus menjadi komplek dengan meningkatya TB MDR, TB HIV, dan penyakit penyerta lainnya, serta kondisi akibat dampak asap rokok. Data Pofil Kesehatan Jateng terjadi peningkatan kasus. Temuan TB MDR tahun 2016 =134 kasus, thn 2018 = 782 kasus. Prevalensi TB per 100.000 penduduk thn 2014 = 297, thn 2017= 759. Kasus HIV/AIDS thn 2014 = 1369/ 1081, thn 2018 = 2.564/ 1879 kasus. Peningkatan penyakit menular kronis ini disebabkan kurang kesadaran pentingnya pencegahan, dan pengobatan penderita yang tidak tuntas. Faktor munculnya TB MDR (Multy Drug Resisten atau TB Resisten Obat) diantaranya: 1) Penderita putus pengobatan, 2) Efek samping obat, 3) Dosis tidak adekuat karena ketidakpatuhan, 4) Kualitas penanganan. Pelayanan RS dan anggapan masyarakat dalam penanganan TB, umumnya berfokus pada pengobatan (aspek kuratif). Masa pengobatan Penderita TB minimal 6 bulan, TB MDR 24 bulan (injeksi setiap hari selama 6 bln), dan HIV/AIDS pengobatan seumur hidupnya. Pengobatan lama muncul masalah putus asa, ketidakpatuhan dosis, efek samping obat, tidak tuntas pengobatan, dan efek stigma negatif masyarakat terhadap penderita TBC & AIDS. Memperparah kondisi resistensi kuman terhadap obat, memperbanyak penularan, sehingga berdampak negatif pada biopsikososiospiritual dan ekonomi.. Balkesmas Magelang sebagai rujukan spesialis paru pernafasan, berinovasi membuka Klinik Holistic Care dengan metode SOWAN (Supportiv, Observatif, Well being, Action Nursing). Merupakan Intervensi menyeluruh pada aspek biologis -psiko- sosial dan spiritual untuk membantu pasien mengurangi dampak pengobatan lama, memandirikan pasien menyelesaikan pengobatan, dan tetap produktif. Metode Pendekatan dengan Target Kartu Mandiri, dan Hypnoterapi. Kelebihan Inovasi ini adalah modifikasi intervensi yang mengutamakan integrasi layanan kuratif sekaligus preventif & promotif, mempermudah prosedur layanan, sumber dana relatif kecil, melibatkan keluarga/masyarakat dan lintas sektor. Penanganan klien secara tuntas dan komprehensif berdampak pada produktifitas keluarga dan pengendalian penyakit menular kronis, menekan anggaran pengobatan. Mewujudkan target eliminsi Tb Jateng tahun 2028. A. Tujuan Inovasi Saat ini RS memberikan layanan berfokus pada kuratif, mengutamakan farmakologi (obat kimia). Balkesmas Magelang sebagai fasyankes rujukan yang menangani penyakit kronis pernafasan, berinovasi membentuk Klinik Holistic care, dengan metode SOWAN (Supportiv, Observatif, Well being, Action Nursing). Layanan menyeluruh, menumbuhkan support system pada klien dengan melibatkan keluarga dan lingkungan. Tujuan dari inovasi adalah ; 1. Mengendalikan peningkatan kasus penyakit TB, TB MDR, HIV/AIDS, penyakit dampak rokok. Peningkatan kasus disebabkan; 1) kurangnya kesadaran terhadap pencegahan, 2) Putus pengobatan, 3) Tidak patuh terhadap dosis obat. 2. Memberikan layanan kuratif yang terintegrasi dengan preventif , promotif, dan rehabilitative. Pasien TB minum obat minimal 6 bulan (injeksi 2 bulan), TB MDR 24 bulan (dan injeksi 6 bulan), HIV seumur hidup. Pasien pengobatan jangka panjang, muncul berbagai stressor yang tidak hanya diatasi dengan obat saja, perlu diintervensi untuk memulihkan kondisi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Meningkatkan kemampuan adaptasi pasien & keluarga dalam mengatasi masalah. Klien HIV/AIDS & TB MDR menghadapi masalah yang komplek: stigma negative tentang HIV, keluhan efek samping obat, Putus asa minum obat, dikucilkan, kehilangan pekerjaan, produktifitas menurun berdampak pada ketahanan keluarga . Klien perlu dibantu untuk mengenal stressor pada dirinya. Dan mengatasi secara mandiri. Salah satu indikatornya dengan kartu sehat mandiri B. Keselarasan dengan Kategori Sowan menuju sehat mandiri merupakan inovasi di bidang kesehatan. Layanan holistik dengan SOWAN adalah layanan mewujudkan sehat fisik, psiko, sosial & spiritual. Juga menumbuhkan pemberdayaan keluarga dalam mengatasi masalah klien. Penanganan secara menyeluruh pada penyakit paru/pernafasan akan memutus rantai penularan, mengendalikan peningkatan TB MDR, meningkatkan ketahanan keluarga dan mengurangi beban anggaran Negara. Target angka kesembuhan TB 85% (Kab/Kota masih kisaran 80%), dan Target Angka keberhasilan pengobatan (success rate) diatas 90%, Jateng kisaran 77 %. Pengendalian penyakit TB/TB MDR berdampak pada peningkatan produktivitas & ekonomi C. Signifikansi (Arti Penting) Dalam bahasa jawa “sowan” artinya berkunjung atau menemui pasien. Juga dimaknai petugas kesehatan yang pro aktif mendekati/memperhatikan pasien. Hasil penelitian Umie Faizah (2015) bahwa proporsi gangguan psikologis penderita TB MDR adalah 62%. Klien mengalami stres fisik, psikologis, ekonomi, dan sosial. Inovasi sowan berdampak positif pada kelompok rentan yaitu penderita TB MDR, HIV/AIDS, anak-anak, dan kelompok risiko tinggi terkena penularannya. Dengan target Kartu Mandiri, SOWAN mewujudkan pasien dan keluarganya untuk mengatasi masalah kesehatan secara bertahap & mandiri. Dampak dari metode ini; 1. klien bertahap mampu mengenal masalahnya, menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, dan menjalani proses terapi dengan penerimaan yang tinggi. Target Sehat Mandiri adalah kemampuan pasien mengelola; pengobatan, Emosi, Komunikasi, Hidup normal di masyarakat. 2. Pada klien perokok dengan intervensi hypnoterapi, membantu untuk berhenti merokok. Mengurangi munculnya penyakit akibat asap rokok, Peningkatan jumlah perokok, berdampak meningkatnya penderita pada perokok pasif, anak-anak, wanita hamil, lansia.. 3. Mengurangi biaya pengobatan, pasien tuntas pengobatan sehingga mengurangi penulran. Paket biaya pengobatan TB MDR kisaran Rp. 300 juta per orang, ditanggung Negara & bantuan LN (USAID). 4. Pelaksanaannya terintegrasi dalam satu prosedur layanan kuratif, tidak mempersulit klien. Tata kelola; Meningkatkan kompetensi petugas, prosedur penanganan lebih terintegrasi, kolaborasi antar multi disiplin ilmu D. Inovatif Klinik Holistic care di Salatiga menerapkan akupunktur & herbal, Tetapi bukan layanan yang terintegrasi. Intervensi sowan di klinik Holistic care Balkesmas Magelang menyeluruh dari aspek bio-psiko-sosial & spiritual, dari layanan kuratif terintegrasi dengan preventif promotif dan rehabilitif. Dan ada tahapan yang jelas dalam memandirikan klien. Integrasi & tahapan ini sangat diperlukan, karena layanan kuratif saja tidak mampu mengatasi masalah efek pengobatan lama pada penyakit kronis, dan berdampak tingginya biaya pengobatan. Metode sowan merupakan keterpaduan antara fisik & psikis dengan metode ilmiah dan ilahiyah, serta melibatkan keluarga. Metode yang digunakan dengan ; 1. Target Sehat Mandiri, dengan media Kartu Sehat Mandiri. Penerapan pada kasus penyakit kronis, seperti Tb, HIV,PPOK, Astma. Klien diintervensi secara bertahap &berkesinambungan. Pasien konsumsi obat sesuai tatalaksana, dibantu mengatasi efek samping dari pengobatan yang lama, juga mengatasi dampak sosial ekonomi. 2. Hypnoterapi, pada upaya berhenti merokok. Inovasi ini murah dan mudah, mampu mengurangi angka drop out pengobatan. Inovasi adaptasi dari konsep Selfcare (Orem, 1998), dan modifikasi Self Managemen ( DR. Meidiana, 2015). Intervensi lebih menyeluruh. Balkesmas Magelang melakukan upaya konkrit layanan yang terintegrasi. Sebagai rintisan implementsi Rumah Sakit Tanpa Dinding (RSTD), sejalan program unggulan Jateng saat ini. E. Transferabilitas Inovasi sehat mandiri dengan sowan di Balkesmas Magelang, dapat diterapkan di Puskesmas maupun RS. Fasyankes harus mengembangkan Upaya preventif & promotif. Inovasi ini butuh komitmen manajemen & pelaksana. Yang harus dipersiapkan ; a. Membangun Pola pikir (mindset) petugas kesehatan & klien ; pemahaman tentang kondisi penyakit menular kronik, memandang klien sebagai manusia yang memiliki aspek bio-psiko-sosia dan kultural. b. Peningkatan kapasitas SDM nakes berupa ; ketrampilan komunikasi terapeutik, tekhnik hipnoterapi. c. Ruang layanan yang nyaman & tenang. Kesulitan dihadapi pada tahap awal adalah pemahaman peran kolaborasi antar profesi. Merubah pemikiran salah bahwa kesembuhan hanya tergantung obat. F. Sumber Daya dan Keberlanjutan Roadmap Pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya promotif preventif, Inovasi ini membutuhkan Sumber daya: 1. Petugas kesehatan yang mampu komunikasi terapeutik 2. Ruang pelayanan yang nyaman 3. Media bantu ; kartu sehat mandiri, Smokertest, Media promkes 4. Alur pasien lebih pendek, Layanan bertahap dan berkesinambungan. 5. Anggaran fasilitas layanan dari APBD, dikembangkan swadaya masyarakat dan lintas sektor. Langkah yang dilakukan 1. Menyamakan persepsi tentang tujuan inovasi, manfaat, peluang & tantangannya. 2. Bersinergi dengan Poliklinik untuk penjaringan klien. 3. Kebijakan ; perbaikan SOP, mengembangkan kemitraan. G. Keberlanjutan dalam Aspek Sosial,Ekonomi dan Lingkungan Inovasi mewujudkan Layanan HITS (High Integration, Tematic & Spasial), mengembangkan kerjasama lintas sektor, LSM. Rintisan RS tanpa dinding. Inovasi Sehat Mandiri sowan di klinik Holistic care dilakukan monev berkelanjutan jangka pendek dan panjang. Inovasi mengatasi masalah social dan lingkungan, dimana pasien tetap mampu berinteraksi dengan lingkungan yang masih memberikan stigma negative pada penyakit menular (seperti TB MDR, AIDS). Berefek pada ketahanan ekonomi keluarga karena pasien tetap produktif, menekan berulangnya pengobatan. Kelanjutan program ini akan advokasi ke peusahaan bila ada pasien TB MDR/HIV yang dikeluarkan, karena setiap hari harus menjalani pengobatan datang fasyankes. Menekan anggaran Negara dimana penanganan TB MDR & AIDS masih disubsidi pemerintah. Kebijakan meningkatkan layanan holistic care, antara lain ; 1. Perbaikan SOP, sarpras secara bertahap. 2. Memasukkan anggaran APBD, tahun 2019 sebesar Rp16.000.00, dan tahun 2020 Rp, 27.000.000. Sub kegiatan berupa Fasilitasi Paguyuban Klien Holistic care, Fasilitasi KDS AIDS, Pertemuan koordinasi dengan mitra. 3. Replikasi dengan mengajarkan klien untuk mengembangkan ke keluarga/ masyarakat lingkungannya. 4. Menganalisa aspek kepuasan klien/masyarakat. Masukkan dalam program APIP 5. Membangun kemitraan lembaga pemerintah & swasta untuk pemberdayaan klien. 6. Publikasi media cetak & elektrolik. H. Dampak Monitoring & Evaluasi internal ; 1. Wawancara, testimony, kepatuhan klien dalam kunjungan ulang. 2. Kuesioner survey Kepuasan pelanggan/masyarakat. Masukkan APIP. 3. Integritas Petugas memberikan layanan bebas biaya, jujur, professional Evaluasi eksternal ; 1. Kuantitas kemitraan dengan LSM & lintas sector. Rutin dengan LSM SEMAR, Fatayat, Aisyiah (peduli TB MDR), Kalandara (Penjaringan HIV), dan KDS AIDS. 2. Berintegrasi dalam Monev triwulanan dengan LSM Kalandara (afiliasi dari NU pusat dalam penanganan HIV/AIDS) Dampak ; 1. Tuntas pengobatan dengan bahagia, memutus rantai penularan. Berdampak pengedalian penyakit. 2. Peningkatan peranserta keluarga, LSM dan lembaga terkait. 3. Peningkatan kompetensi, mewujudkan layanan publik yang ramah. I. Indikator dalam Evaluasi Klinik Holitic care mengelola sekitar 40 pasien. 60% pasien mengikuti prosedur sampai tuntas mencapai target kartu mandiri. Hasil Konseling berhenti merokok belum bisa diukur valid Parameter teknis keberhasilan ; 1. Tahapan kartu madiri dapat dilalui. Monitoring denga buku Resep Sehat Mandiri 2. Keterlibatan keluarga dan mitra dalam penanganan kasus. 3. Peningkatan jumlah layanan. 4. Hasil surve kepuasan pelanggan, testimony pasien. J. Gambaran Evaluasi 1. Dari Buku Resep Mandiri: pasien mandiri fisik dengan nyaman (Minum obat, makan minum, Olahraga). Psikologis mampu mencegah penularan, mengatasi munculnya gejala fisik efek samping obat, control emosi, tidak menyalahkan orang lain, Spiritual mampu mengontrol diri, ikhlas menjalani terapi, keyakinan sembuh. Aspek social; mampu bekomunikasi dengan petugas dan keluarga, didampingi keluarga, melakukan kegiatan dilingkungannya, berproduksi sesuai kapasitas pasien. 2. Keterlibatan mitra ; pendampingan dari LSM Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). Keterlibata lintas sector. 3. Petugas kesehatan; Nyaman memberikan layanan, peningkatan kordinasi dengan Fasyankes lain. 4. Jumlah layanan thn 2017 = 9 pasien, 2018 = 21, 2019 =10 K. Keterlibatan Pemangku Kepentingan Intervensi SOWAN melibatkan ; 1. Keluarga & masyarakat. Terlibat langsung mengatasi aspek komunikasi & dukungan sosial. Keluarga memahami masalah kesluruhan pasien, meberi dukungan aspek psikologis, social, spiritual. 2. Sektor swasta. Pada kasus klien TB MDR yang menjalani pengobatan 2 tahun, mengalami kehilangan pekerjaan. Perlu advokasi, dan upaya preventif & promotif pada pekerja lainya. 3. Dinas tenaga kerja, Dinas social sebagai upaya bermitra meningkatkan produktivitas. 4. Rumah Sakit yang memberikan layanan ARV. dukungan keberlanjutan pengobatan HIV/AIDS, karena sampai saat ini Balkesmas hanya layanan VCT, belum memberikan layanan ARV. Obat dari RS lain, dan Balkesmas memberikan layanan holistic care. 5. Ormas/ organisasi keagamaan yang melakanakn pogram kesehatan, seperti Aisyiah dalam penemuan TBC, NU, KDS Semar dalam program TBC & HIV. LSM Kalandara mitra penjaringan kasus, LSM Kelompo Dukungan Sebaya (KDS) yang mendampigi pasien AIDS. 6. Pertemuan dengan mitra dilakukan secara periodik. 1. HITS (High Integration, Tematic and Spacial), Penanganan pasien harus menyeluruh, dari aspek biopsikososiospiritual. Diperlukan intervensi yang memandirikan klien mengatasi masalahnya dan menyelesaikan pengobatan secara bertahap berkesinambungan. Kemandirian mempercepat proses pengobatan, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas. 2. Diperlukan kerjasama sektor ekonomi. Stigma negative dan Pasien pengobatan lama menyebabkan kehilangan pekerjaan, berdampak social & ekonomi keluarga. 3. Perlu ditingkatkan sebagai upaya preventif promotif dan rehabilitative yang terintegrasi kuratif. Penerapan dari Rumah Sakit tanpa dinding (RSTD) yang saat ini menjadi program prioritas Jawa Tengah

Foto Penerapan

Lihat Video Inovasi

Personal Kontak : Tri Kusumawati
Telepon : 08122892271
Instansi : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah